UNGGUL KREATIVE INOVATIF RELIGIUS DAN ANDAL

UNGGUL KREATIVE INOVATIF RELIGIUS DAN ANDAL (UKIRAN)

Rabu, 11 Mei 2011

Karya Ilmiah (Tesis, CAR, PTK)

TESIS


S A R I
Alfatah. 2008. Hubungan Antara Iklim Sekolah dan Motivasi Berprestasi dengan Kepuasan Kerja Guru Bina SMP Terbuka di Kabupaten Tegal.  Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Tri Joko Raharjo, M.Pd., Pembimbing II  Dr. Kardoyo, M.Pd.

Kata Kunci :  Iklim Sekolah, Motivasi Berprestasi, Kepuasan Kerja.

Penelitian ini dilaksanakan dengan latar belakang masalah iklim sekolah yang tidak kondusif dan lemahnya motivasi berprestasi sehingga menurunkan kepuasan kerja guru bina SMP Terbuka. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara iklim sekolah dan motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru bina SMP Terbuka  se kabupaten Tegal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Sampel penelitian adalah guru bina pada SMP Terbuka se kabupaten Tegal sebanyak 97 orang yang dipilih menggunakan teknik random sampling dari populasi sejumlah 130 guru bina SMP Terbuka. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen yang berbentuk Kuesioner, untuk variabel  kepuasan kerja, iklim sekolah dan motivasi berprestasi. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara  iklim sekolah dengan kepuasan kerja dengan nilai R2 sebesar 0.771dan persamaan regresi  Y= 48.565 + 0.566X . Sedangkan untuk motivasi memiliki hubungan positif  dengan kepuasan kerja dengan nilai R2 sebesar 0.729 dan persamaan regresi Y = 29.561 + 0.744X . Hasil analisis terakhir menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara iklim sekolah dan motivasi kerja secara bersama - sama dengan kepuasan kerja dengan nilai R2 adalah sebesar 0.807 dan persamaan regresi Y = 31.522 + 0.302X1 + 0.436 X2.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada kepala sekolah SMP Terbuka untuk menjaga dan meningkatkan kepuasan kerja guru bina dengan bersama-sama guru bina menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan memotivasi guru bina untuk berprestasi.





Classroom Action Research (CAR)

SUMMARY
Improving The 8th Year Students’ Listening Skill Through Collaborative Mistake Detection Technique At SMP N I Jember; Alfatah, 020210401164; English Education Program, Faculty of Teacher Training and Education, Jember University.

            This clasroom action research was intended to improve the first year students’ listening achievement at SMP N I Jember in the 2008/2009 Academic Year by applying Collaborative Mistake Detection Technique. The respondents of this classroom Action research (CAR) were class 8H that was determined purposively. The class 8H were chosen as the subjects of this research because the class had more complicated problem dealing with listening and their average score in writing was the lowest among five existing classes that was 66.25 in the preliminary study of the research.
            This CAR consisted of two cycles, in which each cycle covered four main stages including: the planning of the action, the implementation of the action, classroom observation. Meanwhile, the supporting data were gathered from questionnaire, interview and field notes.
            The result of the average score of the writing test in the first cycle was M=69.5 that was classified in the fair category. This result did not achieved the target average score in this research that was M>70. Besides, based on the classroom observation that was done in the first cycle, it was found that the students’ involvement in the process of listening activities was 72.5%. Therefore, the actions were proceeded to the second cycle by revising the first action cycle such as: optimalizing the students’ participation in the process of listening activities, giving enough vocabularies and some information related to the text and the way to conduct collaborative mistake detection technique to the students. The results of the average score of the listening test in the second cycle was better M=73.5  that was classified in the good category. Besides, the students’ involvement in the listening process improved from 72.5% in the first cycle up to 87.5% in the second cycle. It means that both the students’ listening test and the students’ involvement in the listening process improved in the second cycle and fulfilled the target of this research.
            Based on the results, it could be concluded that the use of Collaborative Mistake Detection Technique could improve the 8th year students’ listening skill at SMP N 1 Jember in the 2008/2009 Academic Year in two cycles. Then it is suggested to the English teacher to apply Collaborative Mistake Detection Technique as the alternative way of English teaching technique, especially in teaching listening a descriptive text. This is expected to facilitate and to help the students collaborate and share knowledge and experiences with their peers to solve the listening problems.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Upaya Peningkatan Kompetensi Bahasa Inggris Siswa Dalam Menulis Teks Deskriptif Melalui Penggunaan Pendekatan Proses Di Kelas VIIIE Di SMP Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2006/2007.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Kemampuan berbahasa Inggris merupakan suatu keharusan untuk bertahan dalam kompetensi global. Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar  Tingkat SMP, MTs dan SMPLB) disebutkan bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan agar peserta didik memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Lulusan SMP/MTs ditargetkan dapat mencapai tingkat fungsional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. “Pada tingkat ini orang dapat menggunakan bahasa untuk bertahan dalam kehidupan moderen yang ditandai oleh globalisasi”. (Wells, dalam Depdiknas 2003).
Dalam lampiran tersebut dinyatakan  pula ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTS adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan mamahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam hal ini penulis meneliti kompetensi siswa dalam menulis.
Adapun ruang lingkup pembelajaran menulis pada Kurikulum Satuan Tingkat SMP/MTs/SMPLB 2006 mata pelajaran  bahasa Inggris adalah diharapkan siswa mampu memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta  esei berbentuk prosedur, deskriptif , recount, naratif dan report (Permendiknas, 2006 : 281).
Menulis teks berbahasa Inggris tentu berbeda dengan menulis teks dalam bahasa ibu. Penelitian Kaplan (dalam Swales 1990), misalnya menunjukan bahwa terdapat perbedaan cara menyusun teks dalam budaya bahasa yang berbeda. Jika siswa menulis teks dalam bahasanya sendiri, latar belakang pengetahuan tentang topik tersebut sangat menolong dalam menulis sebuah teks. Tetapi pada saat mereka menulis dalam bahasa Inggris, terdapat masalah-masalah yang menyulitkan bagi siswa. Kesulitan-kesulitan tersebut diantaranya adalah terbatasnya penguasaan kosakata dan tata bahasa (Depdiknas, 2003 : 5).
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis cara untuk memperkecil kesulitan tersebut diantaranya dengan membiasakan para siswa menggunakan kamus dan berusaha menguasai tata bahasa Inggris. Kamus dipergunakan untuk memperoleh kosakata yang mereka harus tuliskan dan dengan menguasai struktur bahasa siswa dapat menyusun kalimat yang benar agar bisa dipahami oleh orang lain atau penutur aslinya.
Walaupun demikian, masih banyak teks yang ditulis siswa salah dalam tata bahasa dan struktur teksnya. Hasil pengamatan penulis terhadap teks deskriptif yang ditulis siswa kelas VII E di SMP Negeri 1 Adiwerna pada waktu ulangan harian semester ganjil tahun pelajaran 2005 / 2006 diperoleh data siswa yang baik  dalam kesesuaian isi 75 %, kesesuaian langkah retorika 45%, kesesuaian bahasa 35% dan kelayakan bentuk  70%. Jauh dari memadai.
Melihat kenyataan di atas, seorang guru hendaknya mampu menciptakan sebuah teknik pembelajaran yang dapat memperbaiki proses pembelajaran. Salah satu teknik pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran menulis adalah dengan menggunakan pendekatan proses (Shih; Raimes dalam Subiyantoro, 2001). Teknik ini merupakan teknik pembelajaran menulis yang menekankan bahwa menulis adalah sebuah proses, dan di dalam proses itu, terlibat aktifitas kognitif yang sangat kompleks (Scardamalia dan Bereiter; Glover dan Running dalam Subyantoro, 2001). Aktivitas kognitif terjadi dalam tiga tahapan utama dari proses menulis itu, yang meliputi perencanaan, penuangan, dan peninjauan (Hayes dan Flower, 1986). Tompkins (dalam Kurniawan 2006 : 6) menyajikan lima tahap proses menulis, yaitu : pramenulis, pembuatan draft, merevisi, menyunting dan berbagi (sharing). Selain pengetahuan tentang topik yang akan ditulis, diperlukan juga pengetahuan tentang pola atau struktur     teks       agar  dapat   memiliki  keterampilan  menulis  dengan  baik. Dengan demikian teks akan tersusun dengan bahasa dan langkah retorika  yang berterima.
Sehubungan dengan gambaran tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas tentang upaya peningkatan kompetensi bahasa Inggris siswa dalam menulis teks deskriptif melalui penggunaan pendekatan proses di kelas VIIIE di SMP Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal Semester ganjil Tahun Pelajaran 2006/2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar